Rabu, 20 Oktober 2010

Update Firmware dengan Bootloader

Dalam pembahasan kali ini saya tidak mengkhususkan pada satu jenis mikrokontroler, namun sebagai contoh sederhana saya ambil mikrokontroler jenis AVR.

Ok, pertama-tama apa sih yang disebut dengan firmware itu? Kalau dibandingkan dengan kata software, tidak ada perbedaan jelas antara keduanya. Namun firmware sendiri bisa disebut sebagai software yang ditanamkan pada chip (IC) tertentu yang mengatur kinerja dari suatu alat, apapun jenis bahasa yang digunakan, toh nantinya pun diubah ke bahasa mesin juga (sarua keneh).

Ada dua jenis firmware jika ditilik dari level-nya yaitu low-level firmware dan high-level firmware. Low-level firmware itu adalah firmware yang biasa ditanamkan di ROM (Read Only Memory). Nah firmware jenis ini tidak dapat diubah-ubah, jadi sekali program sudah ditanam ke dalam ROM maka seumur hidup tidak akan bisa diubah lagi. Yang satu lagi adalah high-level firmware. Firmware jenis ini biasanya ditanamkan di flash memory sehingga sewaktu-waktu bisa diganti dengan firmware yang lebih baru. Pernah dengar kan kalau di tempat service handphone CS-nya bilang begini: "Wah mas, hp-nya harus di-update nih firmware-nya". Nah itu berarti handphone kita menggunakan firmware jenis high-level.